tolong buatkan teks cerpen
B. Indonesia
rizal2410
Pertanyaan
tolong buatkan teks cerpen
1 Jawaban
-
1. Jawaban Dzakwan09
Takdirlah Sutradaranya Andai kau menyatukan sepasang kasih, tiada luka menyayat lara, tiada puitis mengandung dusta tiada air mata terbuang percuma, tiada hidup berakhir sia. Tidakkah kau dengar rengkuhan doa memanggil cinta? Takdir, kutulis kisahku menyentuh ibamu, berharap kau satukanku dengan kasihku. Disepertiga malam, masa seakan berhenti. Seakan semua terkesima mendengar munajatku yang memohon akan cinta. Kasihku berawal dari perjumpaanku dengan Rahman, kala ia menjadi guru ngajiku. Rahman istimewa. Ia tuli dari konsonan kata tak bermakna, ia bisu dari ucapan kotor dari bibirnya, ia lumpuh dari jalan mungkar. Ia hafidz. Ia nyaris sempurna. Namun, penglihatan diambilNya, agar ia tak terlena oleh kegelimangan dunia fana. Aku mencintainya. contoh teks cerpen cinta Suatu hari, Rahman meminagku. Aku bahagia, hingga aku lelah sendiri agar semesta tau tentang bahagiaku. Namun kenyataan menumbuhkan ego, kala orangtuaku menolak Rahman, bahkan mencacinya. “Dasar orang buta! Mau kau kasih makan apa anakku. Hidupmu saja di panti asuhan. Mau kau ajak ngemis nantinya he…” Cinta. Aku kalap. Orang tuaku murka hingga menumbuhkan penyakit ginjal dalam diriku. “Jika kita berjodoh, Insyaallah kita akan bertemu sebagai pasangan yang hahal La.” Ingin hati memeluknya. Menangis, bercerita akan hidupku yang rapuh digerogoti asa yang terlanjur bahagia. “Aku mencintaimu Mas.” “Aku pun masih mencintaimu La. Tapi, simpanlah cinta itu untuk pasangan kita kelak.” “Mas…” aku menunduk. Pandanganku kabur. Gelap. Nyeri menusuk igaku. Tarikan nafas seakan mencekikku. Setelah operasi ginjal tiga hari lalu, aku siuman. Sebuah mukena dan tape recorder ada di sebelah tempat tidurku. “Laila terkasih… Telah kuterima ketulusanmu dengan cintaku. Jaga ginjalku Lalila. Perkenalan denganmu adalah bahagiaku, aku pergi dengan tenang, kutunggu kau di surga, bersama kebahagiaan cinta kita. Insyaallah.” Aku terseok mengejar waktu membawa Rahman pergi. Menghampiri hujan uang serasa menjahit kulitku. Kejam!! Takdir… Kemana kau bawa Rahman? Aku ingin kebersamaan, bukan ginjal… Sebuah truk melaju kencang. Aku mematung di tengah jalan. Biar kuakhiri semua disini. Aku siap. Rodanya melaju semakin dekat. Aku memejamkan mata dan… trus itu menembus tubuhku. Tubuhku terlihat samar. Terasa ringan terangkat ke udara. “Kau tak perlu melakukan itu Ukhti.” suara Rahman lembut, lalu menggandeng tanganku menuju titik terang. Siti menangis tersedu di atas makam putrinya, Laila. Operasi yang dijalani anaknya gagal. Penyesalannya adalah anaknya meninggal dalam keadaan kecewa akan cinta yang ditentangnya. Ia hanya bisa meratap penuh penyesalan. “Maafkan ibu nak. Semoga kau bahagia di surga bersama Rahman…”