Tulislah Cerita Fiksi sejarah ( please buat ujian praktek besok )
B. Indonesia
SSabrinaaaa
Pertanyaan
Tulislah Cerita Fiksi sejarah
( please buat ujian praktek besok )
( please buat ujian praktek besok )
2 Jawaban
-
1. Jawaban RafifIndyantoP
Candi Prambanan Konon tersebutlah seorang raja yang bernama Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir, akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan oleh bantuan orang kuat yang bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung. Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh kecantikan Roro Jonggrang, putri bekas lawannya. Bagaimanapun juga, dia akan memperistrinya. Roro Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai bala tentara roh-roh halus. Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah pukul empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya. Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Roro Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai sekarang dinamai Candi Roro Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.
Semoga Membantu.... :D
jadiin jawaban terbaik ya..... -
2. Jawaban kaylatasya567
Cerita Kakek Siti
Menghabiskan sore hari bersama kakek dan nenek di teras adalah kegiatan favorit Siti saat berlibur ke rumah kakek dan nenek di kampung. Biasanya, sambil minum teh dan menyantap ubi serta pisang goreng buatan nenek, kakek akan menceritakan berbagai pengalaman di waktu mudanya. Bagi Siti, cerita kakek sangat menarik.
...........
Kakek menggandeng tangan Siti, mengajaknya berjalan melewati jalan kecil di samping rumah. Kakek menyapa dengan ramah beberapa warga di sepanjang jalan. Beberapa belokan mereka lewati, hingga tiba di depan sebuah rumah yang modelnya tampak tua. Jendelanya bertingkap kayu dan berjeruji, tidak seperti rumah modern yang berjendela kaca.
“Rumah siapa ini, kek? Rumah teman kakek?”, tanya Siti.
“Dulu kakek waktu kecil pernah tinggal didekat rumah ini, dan pemilik rumah ini bernama Djiauw Kie Siong. Mereka keluarga keturunan Tionghoa”, kata kakek. “Kakek ingin Siti tahu, bahwa di rumah ini pernah terjadi peristiwa yang menjadi bagian sejarah bangsa kita”, tambah kakek.
Sambil mengajak Siti duduk di bangku kayu di halaman rumah tua itu, kakek melanjutkan ceritanya.
“Suatu malam rumah ini didatangi tokoh-tokoh penting Bangsa Indonesia. Pasti kamu sudah mengenal nama mereka, Bung Karno dan Bung Hatta. Pada malam tersebut keluarga Kie Siong diminta keluar dari rumah, lalu mereka menumpang tidur di rumah kakek.”
“Mengapa mereka harus keluar rumah, kek? Diusir?”, tanya Siti penasaran.
“Bukan diusir, rumah mereka dipinjam untuk diskusi penting yang dilakukan oleh para pemuda anggota PETA dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Para pemuda ingin Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”, cerita kakek.
Siti terduduk tegak dan tersadar “Oh, aku tahu kek”. Peristiwa Rengas dengklok itu ya, kek. Siti baru ingat, sering diceritakan oleh guru IPS Siti menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Oh, ternyata kakek pernah bertemu dengan pemilik rumah ini. Hebat kakek”, ujar Siti sambil tertawa.
“Berapa usia kakek saat itu?”, tanya Siti dengan raut muka penasaran.
“Saat terjadinya peristiwa tadi usia kakek kurang lebih sama seperti usia Siti sekarang”, ujar kakek.
“Nah, kamu pasti sudah tahu kelanjutan kejadian di malam hari tanggal 16 Agustus 1945 kan?. Coba sekarang kamu yang cerita kepada kakek. Apa yang kamu ketahui?”, tanya kakek.
“Seingat Siti, setelah kembali dari Rengasdengklok, Bung Karno dan Bung Hatta kemudian melanjutkan perundingan di rumah Laksamana Maeda, di daerah Menteng, Jakarta. Di sana, Bung Karno dan Bung Hatta merumuskan naskah proklamasi bersama tokoh-tokoh lain. Naskah proklamasi tersebut kemudian diketik oleh Bapak Sayuti Melik, dan ditandatangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta.” Siti melanjutkan cerita kakek sambil mengingat-ingat. kisah yang sering diceritakan oleh gurunya di sekolah.
“Betul Siti, ingatanmu hebat. Pasti gurumu di sekolah sudah sering bercerita tentang detik-detik menjelang proklamasi, ya.” ujar kakek sambil tersenyum bangga. “Kemudian apa yang terjadi setelah naskah proklamasi tersebut selesai?”, tanya kakek lagi.
“Esok harinya, tanggal 17 Agustus 1945, jam 10:00 pagi, rakyat sudah berkumpul di halaman rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Di sana naskah proklamasi tersebut dibacakan oleh Bung Karno, dan diberitakan ke seluruh penjuru negeri oleh stasiun Radio Antara. Oleh karena itu tanggal 17 Agustus 1945 dinyatakan sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia”, Siti menjawab pertanyaan kakek.
“Nah, sekarang kamu semakin paham sejarah kemerdekaan Indonesia. Bahkan kamu sudah melihat langsung salah satu lokasi bersejarah dalam rangkaian peristiwa proklamasi ya”, ujar kakek.
“Iya kek, Siti akan cerita ke guru dan teman-teman di sekolah, bahwa
Siti sudah melihat langsung tempat bersejarah di Rengasdengklok, dan mendengar cerita dari saksi sejarahnya.” ujar Siti sambil tertawa.
“Ha..ha..ha..bisa saja kamu. Ayo, kita kembali. Pasti Nenek sudah menunggu kita di rumah.” kata Kakek. Siti dan Kakek pun berjalan bergandengan kembali ke rumah. Siti senang, sebab sepulang berkunjung ke rumah Kakek selalu membawa pulang oleh-oleh cerita.